Banyaknya sekolah masih belum menjadi solusi, selagi motif ekonomi masih mendominasi

Sekolah sebagai pusat pendidikan tinggi, dimana segala kebaikan, ahlak, dan moral diajarkan, seharusnya lebih mengedepankan tujuan utama sekolah didirikan, yaitu pendidikan dibandingkan sisi lainnya.

Jangan sampai motif ekonomi, misal gara-gara uang sampai anak gak boleh ujian hingga putus sekolah. Dan, nyatanya memang ada sekolah yang demikian, di brosur dan papan sekolah selalu mengedepankan nilai-nilai agamis, tapi praktiknya bisa jauh bertentangan dengan apa yang ditulis dan diajarkan.

Sekolah memang membutuhkan uang, tapi jika ada sebagian kecil yang terganggu keadaan ekonominya, seharusnya sekolah bisa hadir dan memberi solusi dengan subsidi silang, jadi ya tidak ada alasan lagi, kecuali motifnya jelas adalah ekonomi.

Sekolah sebagai institusi pendidikan tertinggi, dengan sederet guru yang juga berpendidikan tinggi, seharusnya tidak membiarkan anak-anak putus sekolah, apalagi yang berlatar-belakang broken-home, sudah pasti terjun-ke-jalan adalah satu-satunya pilihan.

Coba lihat anak-anak punk dan silver yang sering berada di jalanan atau biasa terlihat di lampu merah, mereka itu lari dari keluarga, sebagian mungkin sudah tak mempunyainya lagi, mereka butuh perhatian, mereka butuh peduli dan empati kita!

Bukankah seharusnya malu jika kita punya daya dan kuasa, tapi tidak berdaya terhadap realita nyata yang ada di depan mata. Dimana letak kebaikan yang kita pelajari di majlis-majlis ilmu?

Leave A Comment